1 Visi Bernuansa Islami, unggul dalam prestasi, menjunjung tinggi tradisi, santun dalam bersikap, diminati masyarakat dan meraih kemuliaan hidup dalam kebahagiaan masa depan. 2) Misi a) Membina peserta didik berdasarkan keimanan dan ketakwaan. b) Mewujudkan tercapainya peningkatan mutu pendidikan.
Mungkinsaja anda sedang memerlukan jawaban teorinya pertanyaan: apa dampak keimanan terhadap qada dan qadar bagi manusia? , betul sekali kamu berada di laman yang akurat.Baca di bawah ada informasi jawaban mengenai pertanyaan itu. Silakan ulas lebih jauh. Pertanyaan
a dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. b. mendorong manusia senantiasa berusaha atau berikhtiar secara Pertanyaan lain tentang: Bahasa lain. Apa saja kelebihan menggunakan telepon Bahasa lain 2 10.01.2019 03:37. b. jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan topat1. sebutkan kandungan q. s. an-nisa' (4): 59
Fast Money. ✉️ Soal Jawab 📈 CARA MENINGKATKAN KETAKWAAN DAN KEIMANAN BismillahAssalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. PERTANYAANBagaimana cara meningkatkan takwa dan keimanan kita? Jazaakallahu khairan. Dari Siva – PSM 1 JAWABAN وعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ Baraakallahu fikum…Definisi takwa adalah melaksanakan segala yang diperintahkan Allah dan meninggalkan segala yang dilarang. Dan di antara hal yang dapat membantu hamba untuk bertakwa adalah 1• Merenungkan perkara dunia dan akhirat, membandingkan kadar nilai keduanya, karena dengan mengetahui hal tersebut akan mengarahkan manusia untuk lebih fokus mencari kesuksesan akhirat, yaitu dengan memperoleh berbagai kenikmatan surgawi dan terselamatkan dari Neraka. 2• Kemudian, salah satu perkara yang dapat menambah ketakwaan di dalam hati adalah bersungguh-sungguh dalam mentaati Allah Ta’ala karena Allah akan membalas atas usahanya tersebut dengan menambahkan hidayah dan ketakwaan. 3• Di antara hal yang dapat mengantarkan manusia ke derajat takwa adalah bersemangat untuk melakukan dan memperbanyak puasa. Sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan keistimewaan dalam puasa yang dapat membantu hamba melakukan dan mencintai ketaatan kepada Allah. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman tentang keutamaan puasa يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan puasa atas kalian sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi bertakwa.” [QS. Al-Baqarah 183] 4• Termasuk juga perkara yang mengantarkan kepada ketakwaan adalah berakhlak dengan akhlak dan sifat orang yang bertakwa yang telah Allah Ta’ala sebutkan di Al-Quran. Allah Ta’ala berfirman “Bukanlah termasuk kebajikan menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, akan tetapi kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, Malaikat-Malaikat, kitab-kitab, Nabi-Nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan di tengah perjalanannya, dan orang yang meminta-minta dan memerdekakan budak, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang bersabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang jujur keimanannya dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [QS. Al-Baqarah 177] 5• Termasuk juga perkara yang mengantarkan kepada ketakwaan adalah berpegang teguh dengan petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan menjauhi bid’ah yang diada-adakan dalam agama. Allah Ta’ala berfirman وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Dan sesungguhnya ini adalah jalanKu yang lurus maka ikutilah dia dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu Allah perintahkan agar kamu bertakwa.” [QS. Al-An’am 153] 6• Termasuk juga perkara yang mengantarkan kepada ketakwaan adalah tidak melanggar batasan-batasan yang telah ditetapkan Allah. 7• Termasuk juga perkara yang mengantarkan kepada ketakwaan adalah merenungkan ayat-ayat Allah yang bersifat syar’iyah dan kauniyah. Allah Ta’ala berfirman إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ “Sesungguhnya pada pergantian siang dan malam dan seluruh yang Allah ciptakan di langit dan di bumi sunggu terdapat tanda-tanda bagi orang yang bertakwa.” [QS. Yunus 6] 8• Termasuk juga perkara yang mengantarkan kepada ketakwaan adalah sebagai berikut• Memperbanyak zikir kepada Allah dan membaca Al-Quran.• Bersahabat dengan orang-orang baik, yang senantiasa memberikan nasihat dan saling mengingatkan, serta menjauhi orang-orang yang berbuat kejelekan dan bid’ah.• Membaca biografi sirah orang-orang yang bertakwa, seperti orang-orang yang beriman dan saleh serta para Ulama, ahli zuhud dan ibadah. Wallahu a’lam. [ 🗞️ Diringkas dari والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم 📂 Referensi Tanya Jawab WAGrup Permata Sunnah Muslimah 🔏 Dijawab oleh Alfaqir ilallah Abu Muhammad Royhan hafidzahullah 📡 Silakan disebar Artikel ini dengan tetap mencantumkan sumber link asli dan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya tanpa izin dari admin.
Konsep Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan Sahabat Islam sekalian yang insyaAllah dirahmati oleh Allah Swt, berikut adalah artikel singkat yang yang diharapkan semoga dapat menjadi acuan untuk diri pribadi dan juga orang lain dalam proses meningkatkan keiman dan ketaqwaan kita dikehidupan sehari-hari, berikut ini adalah ulasannya 1. Pembinaan Iman Kata pembinaan menurut Etimologi berasal dari kata “ bana “ yang berarti membangun, sedangkan kata “ binaan “ berarti Pembangunan. Apa bila iman di artikan sebagai pandangan dan sikap hidup maka pembinaan iman berarti membina atau membangun manusia seutuhnya. Seperti halnya dengan cinta yang timbul melalui proses, mulai dari saling mengenal, kemudia meningkat menjadi senang, rindu yang di ikuti dengan berbagai konsekuensi. Demikian pula halnya dengan Iman. Iman juga melalui proses seluruh factor yang mempengaruhi manusia sejak ia masih didalam kandungan sampai disaat dimana seorang berada lahir akan berpengaruh kepada keimanannya. Proses kelahiran manusia di awali dengan “nutfah” spermatozoid yang di produksi oleh organ laki laki. Setelah bertemu dengan “ buwaidlah “ ovum dalam rahim wanita. Lalu nutfah tersebut meningkat menjadi “ alaqah “ darah yang menggumpal selanjudnya menjadi “ mudqhah “ gumpalan daging lalu di lengkapi dengan tulang belulang dan organ – organ lainnya. Setelah seluruh organ biologisnya terbentuk maka di tiupkanlah di masukkanlah RUH roh di dalamnya pada saat sang bayi lahir. Proses tersebut bukan hanya menyangkut soal organ tubuh saja melainkan juga menyangkut fisik dan psikisnya. Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan Pandangan dan sikap hidup seorang ibu yang sedang hamil akan mempengaruhi jiwa yang di yang mengandung juga tak lepas dari pengaruh suaminya. Karena itu secara tidak langsung pandangan dan sikap hidup seorang suami pun berpengaruh terhadap fisik dan psikis janin yang ada di dalam kandungan sang ibu. Oleh karena itu jika seorang ibu kelak menginginkan anaknya menjadi seorang mukmin maka hendaknya seorang suami istri hendaknya berpandangan dan bersikap sesuai dengan yang di perintahkan oleh Allah SWT. Pada dasarnya anak lahir tidak di sertai dengan ilmu, ia hanya di lengkapi dengan indra pendengaran, penglihatan, dan beberpa indrawi lainnya, dari sarana itu manusia mampu menanggapi pengaruh dan informasi yang ada dilingkungannya dan segala sesuatu di lingkungannya itulah yang juga selanjudnya dapat mempengaruhi sikapnya. “Fitrah ilahiyah” yang di bawanya sejak di dalam rahim ibunya, memerlukan pemupukan yang berkesinambungan, benih yang unggul apa bila tidak di sertai pemeliharaan yang intens besar kemungkinan menjadi punah demikian pula halnuya dengan benih iman, berbagai pengaruh akan diri seseorang akan mengarahkan ke kepribadian seseorang, baik pengaruh yang datangnya dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan atau lingkungan lain, termasuk benda benda mati, seperti, cuaca, tanah, air dan lingkungan flora serta faunanya. Seseorang yang sejak lahir hidup di lingkungan hutan, maka corak kepribadian yang mewarnai dirinya adalah kepribadian manusia untuk menanggulangi liku-liku hidup di hutan amat lincah dan terampil. Pengaruh pendidikan keluarga, baik langsung maupun tidak, amat berpengaruh terhadap iman seseorang, tingkah laku orang tua dalam rumahtangga senantiasa memberikan contoh dan teladan bagi anak-anak , tingkah laku yang baik ataupun buruk, akan pula di ikuti atau di tiru oleh anak – anak. Dalam hal ini Nabi Bersabda “ setiap anak , lahir membawa fitrah, orang tuanyalah yang berperan untuk menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. Pendidikan dalam rumah tangga amatlah penting, hendaklah apa yang berada di dalam rumah itu di teliti baik- baik, entah itu perabotan, hiburan, hingga alat – alat dapur dan mainan karena segalanya dapat berdampak bagi anak – anak didalam suatu kebiasaan dalam rumah tangga, apakah itu berdambak negative ataupun ataupun positif . demikian juga makanan yang akan diberikan kepada anak, apakah tu baik halal atau bururk haram . Hal- hal yang menunjang kearah yang positif hendaklah dipertahankan dan sebaliknya yang mengundang hal-hal negative hendaknya dibuang atau paling tidak di kurangi. Orang tua yang menghendaki anaknya menjadi pencinta Alquran, maka sesuatu yang mnunjang kea rah itu hendaklah di ciptakan sehingga menjadi terbiasa dengan suasana yang mewarnai rumah tangganya, seperti, suara kaset-kaset alquran, hiasan dinding dan lain-lain yang bertuliskan ALquran. Sebaliknya hiburan anak anak seperti video, kaset dan lain2 yang amat berpengaruh contohnya film perang perangan, mula mula anak hanya menginginkan alat alat yang ada di dalam film tersebut seperti pistol, pedang, tombak dll, setelah memasuki usia dewasa alat alat yang berupa mainan akan dig anti dan ditinggalkan menjadi alat yang sebenarnya. Pada dasarnya proses pembentukan iman juga demiakian, diawali dengan proses perkenalan yang sekaligus diirangi dengan latihan pengamalan kemudia meningkat menjadi senang. Mengenal ajaran allah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada Allah, jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah dan mempraktikkannya amak orang tersebut tidak mungkin akan beriman kepadanya, dan jika seseorang tidak mempelajari Alquran maka tidak mungkin ia menjadi mukmin yang baik. Sekedar mengenal ajatan allah belum tentu bisa dikatakn beriman dan mungkin kebalikannya akan justru berbalik membencinya, hal ini seperti dinyatakan dalam QS. Al- Baqarah 2 146 bahwa orang yahudi itu mengenal Nabi Muhammad berarti mengenal ALquran ibarat kenalnya orang tua terhadap anaknya. الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ Artinya Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah Kami beri Al Kitab Taurat dan Injil mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. Orang orang yahudi tersebut setelah mengenal Alquran ia kufur atau menantang seperti yang dinyatakan dalam QS. An-Nisaa’ 4 46 yang berbunyi مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَٰكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا Artinya Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan mereka mengatakan pula "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan mereka mengatakan "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. Maka berdasarkan ayat ayat di atas hendaklah seorang anak diperkenalkan dengan ayat ayat Alquran karena bagaimana mungkin seorang anak bisa menjadi mukmin yang baik jika tidak mengenal kitab Suci Alquran. Di sampign proses perkenalan maka proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, Karena dari kebiasaan itulah seorang anak yang bermula dari kebenciannya bisa berubah menjadi senang dan dibiasakan pula untuk senantiasa melaksakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Selama manusia masih hidup maka kemungkinan untuk menerima barbagai pengaruh tetap terbuka. Anak yang lahir dari keluarga yang baik-baik belum tentu selamanya akan baik pula dan sebaliknya sikap yang negative dapat berbalik menjadi positif jika yang positif mampu mempengaruhi yang antara baik dan buruk didalam kehidupan manusia akan terus terjadi sepanjang hayatnya,namun berapa besarnyapun hambatan dan rintangan yangt di hadapi oleh manusia apa bila niatnya kokoh Lillahi taala maka rintangan tersebut pasti dapat di lalui, bercermin pada perjuangan dan rintangan yang di hadapi oleh Nabi Besar Muhammad SAW dalam menggapai ajaran Allah dan menyampaikannya. Di antara tantangan itu ada yang datang dari familinya dan ajaran ajaran nenek moyang, pola pikir tradisional, rasialisme, dan materialisme pada masa itu, suatu ketika Rasulullah pernah mendapatkan Bujukan dari kaum Quraisy, yang menyatakan akan memberinya harta berapapun yang dikehendakinya serta jabatan atau wanita yang di inginkannya asalkan nabi menghentikan dakwahnya tersebut. Namun Rasullah menolaknya meski akan menghadapi tantangan yang lebih berat daripada itu. Tantangan yang awalnya bersifat bujukan akhirnya meningkat menjadi Fitnah ancaman fisik maupun Ekonomi namun dengan keteguhannya tantangan demi tantangan dapat dilaluinya. Sahabatnya nabi Umar Bin Khattab yang dulunya berpikir Negatif tentang dakwah nabi akhirnya berubah menjadi Pemikiran yang Positif setelah mendengar langsung dari nabi Muhammad tentang ajaran ajaran allah terhadap manusia. Mengenal ajaran Allah secara tepat dan benar merupakan pengantar untuk menjadi mukmin dan sebaliknya kekeliruan memahami ajaran Allah akan berakibat fatal, bahkan lebih fatal dari pada tidak mengetahuinya dama sekali. Dan salah satu contoh penistaan yang dilakukan para umat Yahudi terhadap Ajaran Allah adalah dengan cara memutar balikkan pengertian di dalam Alquran dengan tujuan agar para pengikut nabi Muhammad dan Alquran salah kaprah dalam beriman. Oleh karena itu seorang cendikiawan haruslah berhati hati terhadap usaha – usaha yang dilakukan oleh Yahudi melalui agen – agennya. Pengertian iman yang yang semestinya sebagai pandangan dan sikap hidup yang ruang lingkupnya meliputi Qalbu,ucapan dan perilaku di persempit dan dipotong sehingga menjadi percaya, yang asal hatinya mengakui ia dinyatakan sebagia orang yang beriman walaupun tindak tanduknya bukan berdasarkan dengan ajaran Allah SWT. 2. Ketakwaan Seperti yang di langsir didalam ajaran islam bahwa islam tidak mengehendaki seseorang yang hanya cukup beriman , akan tetapi harus digandengakan dengan perbuatan. Perbuatan yang dimaksudkan adalah; Ketakwaan. Iman dan Taqwa IMTAQ adalah kesaytuan yang tak dapat di pisahkan dan saling mengikat satu samalain, keduanya tidak dapat dipilih dan di pilah karena cirri cirri orang yang beriman adalah ia bertakwa dan sebaliknya orang yang bertakwa pasti ia beriman. Konsep ketakwaan berasal dari kata Taqwa dan adapun pengertiannya adalah mengikuti memenuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Mengingat definisi Taqwa ini, memang tidak mudah melakukan taqwa yang sebenarnya. Sebab melaksanakn semua perintah Allah adalah hal yang cukup berat dan di tambah lagi dengan menjauhi segala larangannya maka akan semakin bartambah berat. Utnuk itulah kita dituntut untuk selalu senantiasa meningkatkan ketakwaan dan aplikasinya di bingkai dalam bentuk ibadah yang dimana ibadah itu sendiri adalah bentuk ketundukannya kta terhadap Allah. Ibadah memiliki 2 defenisi yakni “ ibadah nahdlah atau ritual dan ghairu mahdlah atau ibadah social “. Ibadah ritual adalah ibadah kepada allah yang telah ditentukan tata caranya,syaratnya,dan rukunnya oleh Allah didalam ALquran atau hadits dan pelanggaran terhadap tata cara atau ritualnya dapat membuat ibadah itu tidak sah. Sedangkan ibadah social adalah ibadah yang jenis atau macamnya tidak ditentukan baik oleh ALquran atau pula sunnah rasul. Ibadah social menyangkut tentang perbuatan apa saja yang dilakukan oleh seorang manusia atau mukmin selama tidak terdapat larang di dalamnya dengan niat karena Allah SWT. Adapun beberapa ciri-ciri orang yang Taqwa adalah - Ia memiliki lidah yang menjadikannya selalu sibuk berdzikir kepada Allah,serta memperbincangkan Alquran serta ilmu-ilmu yang bermanfaat - Ia memiliki hati atau perasaan yang tidak memelihara perasaan dengki, permusuhan atau iri hari terhadap sesamanya - Pendangannya tidak memandang kepada yang haram di dunia karena nafsu tetapi ia memandangnya sebagai I’tibar contoh - Perutnya tidak di masukkannya yang haram - Tangannya tidak di panjangkan kearah yang haram - Telapak kakinya tidak digunakan ketempat yang penuh dengan maksiat dan - Ketaatannya murni karena Allah. Amalan- amalan seperti ini tidak mudah untuk dilaksanakan namun bagi mereka yang benar –benar menginginkan kebahagiaan abadi di akhirat kelak maka semua itu tak akan menjadi berat baginya meski harus berusaha keras sedikit demi sedikit demi menanam rasa ketaqwaan hingga mendarah daging, terbiasa melakukan segala perintah Allah dan menjauhi segala Larangannya dan dampak dari usaha itu akan mendapatkan jalan kemudahan dalam memecah setiap persoalan dan diberi rezeki yang datangnya tak diduga duganya. QS. Ath Thalaaq 2-3 yang berbunyi barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan rezeki dari arah yang tidak disangka sangkanya. QS. Al Hasyr 59 18 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ Artinya Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Jika kita perhatikan, takwa adalah merupakan kaidah yang terdiri dari suruhan amar dan larangan nahyi maka kelaksakan amar ganjarannya adalah pahala reward dan sebaliknya melaksanakan nahyi berdampak siksa punishment . Orang yang melaksanakan ketakwaan disebut “ muttaqiin “ sehingga disetiap ibadah ritual pada akhirnya akan menacapai derajat Alquran sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa,berpuasa dan shalat yang dilakukan bedampak pada amar ma’ruf nahyi mungkar, naik haji agar menjadi haji mabrur. Artinya semua berdampak kebajikan yang dibingkai oleh ketakwaan. Jadi sebagai kesimpulan bahwa keimanan itu berada pada Qalbu jiwa yang di aplikasikan melalui ketakwaan yang di wadahi oleh dua 2 bentuk ibadah yaitu “ mahdlah dan Gair Mahdlah “. Demikianlah penjelasan singkat tentang Konsep Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan diatas semoga bermanfaat dan dapat bernilai ibadah disisi Tuhan yang Maha Esa aammiinn.. "Terimakasih serta sukses selalu menyertai anda "
Nilai manusia ada pada kualitas iman mereka. Faidah terbesar dalam menjalankan ibadah puasa adalah tumbuhnya ketakwaan, seperti mencegah diri dari perbuatan maksiat. Sebagaimana termaktub dalam QS. Al-Baqarah [2] 183 yang artinya hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Kajian online Ramadan yang digelar Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia UII kalai ini, Kamis 14/5, mengangkat tema Hubungan Puasa dan Takwa. Kajian dipaparkan oleh dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam UII, Lukman, M. Pd. Dalam kajiannya, Lukman menerangkan bahwa korelasi antara berpuasa dengan takwa ditinjau dari manfaat berpuasa itu sendiri. Dengan ketaatannya seseorang menjalankan ibadah puasa mampu membuat keimanannya bertambah. Sedangkan di sisi lain dengan mengerjakan puasa seorang hamba telah patuh terhadap perintah-Nya dan mecegah dirinya dari perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Lukman juga menjelaskan bahwa ketakwaan manusia bisa di ukur. Berdasarkan 6 aspek analisis pengukuran yaitu; keimanan yang mendalam kepada Allah Swt. dan rukun iman lainnya, keyakinan dalam berdamai berdasarkan pengetahuan, kesadaran hidup adalah ujian, cinta Allah Swt. dan Rasulullah Saw. Berikutnya bertawakkal kepada Allah Swt. secara benar, dan yang terakhir menghikmati kehadirannya kapanpun sebagai karunia. “Bagi seorang muslim, ketakwaan menjadi sesuatu yang sangat penting, karena takwa menjadi ukuran kehormatan seseorang di hadapan Allah Swt,” jelasnya. Ia juga menegaskan untuk meningkatkan ketakwaan seorang hamba Allah Swt, hal yang terpenting yang perlu dilakukan adalah dengan mengenal Allah Swt. dengan meyakini sebagai pencipta seluruh mahluk yang benar-benar ada, dari situlah tingkat keimanan seseorang akan diuji. “semakin seseorang mengenal Allah pasti semakin besar cintanya kepada Allah” ungkapnya. HA/RS
pertanyaan tentang keimanan dan ketakwaan